2030, Dua Miliar Pekerjaan Lenyap dari Dunia

Bertumbuhnya teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan mesin robot mulai dikhawatirkan menggantikan peran manusia di masa depan. Para peneliti University of Oxford, Inggris memperkirakan pada 2030 nanti, hampir setengah pekerjaan manusia berpotensi digantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot. Pada 15 tahun lagi, 2 miliar pekerjaan bisa diambil alih oleh mesin buatan manusia tersebut.

Melansir Tallahassee, Senin 16 Februari 2015, sinyal kekhawatiran itu bukan omongan di siang bolong saja. Sebab mesin robot saat ini sudah mulai menyasar pada berbagai sektor.

Pada sektor kesehatan, mesin super komputer Watson besutan IBM mampu mendiagnosa perawatan kanker yang sebelumnya dilakukan oleh onkologis.

Mesin komputer juga telah memasuki sektor finansial dan hukum. Sistem Clearwell eDiscovery besutan Symantec, misalnya, mampu memilah dan menganalisa lebih dari setengah juta dokumen hanya kurang dari dua hari dalam kepentingan riset hukum.

Algortima komputer juga memungkinkan dipakai perusahaan finansial untuk menampilkan ribuan riwayat perdagangan dalam hitungan menit.

Belum cukup di situ saja. Robot juga telah memasuki sektor industri. Perusahaan Rethink Robotics yang memperkenalkan Baxter, yang dapat menjalankan tugas fisik. Robot industri ini bisa mengambil alih pekerjaan karyawa reguler dalam industri.

Situasi tersebut menimbulkan kekhawatiran salah satu bos perusahaan Golden Lighting, Yuh-Mei Hutt. Ia mengandaikan bagaimana masa depan anaknya pada 20 tahun mendatang saat mesin robot mulai mengambil alih pekerjaan.

Yuh Mei pun khawatir, nantinya pendidikan yang didapatkan anak pada 20 tahun mendatang tak begitu penting, sebab keahlian yang ada saat ini sudah bisa dilakukan oleh mesin komputer dan robot.

Berkaitan dengan kegelisahan Yuh Mei, sang mentor, Steve Evant berpendapat generasi masa depan harus bisa mengimbangi AI dan robot dengan menguasai bidang sains, teknologi, teknik dan matematika. Evant menambahkan generasi masa depan juga harus terus menerus mengembangkan keterampilan baru, mengadopsi teknologi baru dan melihat inovasi apa yang terjadi di industri. Sang mentor juga menegaskan generasi masa depan juga harus dibekali dengan keyakinan kokoh atas lingkungannya yang banyak melibatkan kekuatan mesin komputer.

"Pastikan mereka (generasi masa depan) tidak pernah melupakan pentingnya membangun hubungan antarmanusia dan terampil berkomunikasi," kata Evant menyarankan.

0 komentar: