Harga emas berhasil naik, dan diperdagangkan di atas $1150 pada
perdagangan hari ini di Asia menyusul koreksi dollar dari level
tertinggi 12 tahun. Meski begitu, logam mulia tersebut saat ini sedang
menuju penurunan mingguan untuk keenam kalinya karena kekhawatiran
kenaikan suku bunga AS.
Di minggu ini harga emas sudah mengalami penurunan sebesar 1%, setelah
sempat jatuh ke level terendah tiga bulan di level $1147,10. Kejatuhan
emas terparah dialami akhir minggu lalu ketika data menunjukkan non farm
payroll tumbuh di atas ekspektasi pasar.
Data tersebut semakin
mendukung kebijakan the Fed untuk menaikkan suku bunga di pertengahan
tahun ini. Pasar meyakini bahwa kenaikan suku bunga akan mengurangi daya
tarik asset non bunga, seperti emas.
Ekspektasi kenaikan suku bunga the
Fed juga mendorong dollar naik ke level tertinggi 12 bulan, sebelum
akhirnya terkoreksi semalam akibat profit taking. Meski begitu, the
Greenback masih mengalami kenaikan mingguan lebih dari 1%, melanjutkan
kenaikan di minggu lalu sebesar 2,5%. Penguatan dollar akan mengurangi
pamor emas sebagai safe haven.
Meski rebound, minat beli investor terhadap emas masih rendah, yang
terlihat dari terus turunnya cadangan emas di SPDR Gold Trust. Cadangan
emas di reksadana berbasis emas terbesar dunia tersebut mengalami
penurunan 0,28% menjadi 750,95 ton kemarin, terendah sejak Januari.
Sementara dari sisi teknikal, harga mulai menemukan support barunya di
kisaran $1147. Indikator stochastic oversold dan berpeluang golden
cross. Untuk itu, potensi rebound mulai terbuka untuk menguji resistace
di kisran $1165 – $1175. Trend bearish jangka pendek berakhir jika harga
bertahan di atas resistance tersebut.
Meski Rebound, Emas Masih Mencatatkan Penurunan Mingguan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: