Olahan produk kedelai ini memang banyak diminati masyarakat. Tak hanya
rasanya yang lembut gurih, tapi juga mengandung protein yang cukup
tinggi. Lalu bagaimana proses pembuatannya?
Secara umum tahu yang
dijual di pasaran masih banyak yang dibuat dengan cara tradisional.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tahu terdiri dari kacang
kedelai, garam, air bersih dan air biang tahu.
Biang tahu
merupakan air sisa pembuatan tahu yang sudah berumur 1-2 hari. Untuk
pembuatan pertama, penggumpal yang digunakan adalah asam cuka (asam
asetat) pekat sekitar 98-99%.
Pertama-tama kedelai di timbang dan
dicuci hingga bersih. Setelah itu kacang kedelai di masukkan ke dalam
alat khusus untuk memisahkan kulit dan kacangnya.
Kedelai
direndam dalam air bersih dengan tujuan agar kedelai mengembang dan
lebih mudah untuk digiling. Perendaman dilakukan sekitar 4-10 jam. Saat
digiling ditambahkan sedikit air hingga menghasilkan tekstur yang
halus seperti bubur.
Kedelai yang sudah halus dimasak dalam
tungku besar hingga mendidih. Selama proses pemasakan perlu ditambahkan
air dan diaduk agar tidak terjadi buih.
Adonan yang sudah matang
kemudian disaring dengan kain saring tahu dan diperas. Cara ini akan
menghasilkan ampas tahu. Tahu yang sudah disaring ini berbentuk seperti
sari kedelai dan ditambahkan larutan pengendap (air biang) sedikit demi
sedikit sambil diaduk perlahan.
Setelah proses penggumpalan, air
asam dibuang dan adonan tahu bisa dicetak. Proses pencetakan dilakukan
menggunakan kain saringan tahu dan dipress agar tahu padat.
Untuk
menghasilkan warna yang kuning seperti tahu Bandung, proses
pembuatannya direbus dengan menggunakan air rebusan kunyit yang
ditumbuk.
Ampas tahu mengandung protein dan juga serta yang tak
kalah bergizi dengan sari kedelai. Untuk itu, kini banyak yang
memanfaatkan ampas tahu menjadi olahan kerupuk yang renyah gurih. Atau
diolah menjadi oncom merah.
Mengintip Proses Pembuatan Tahu Tradisional yang Segar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: