Mengapa demikian?
Pakar, Shawn Akhor, mengatakan, ucapan ‘terima kasih’, yaitu membuat otak manusia berpikir positif. Ini membuat peran neurotransmitter seperti dopamin yang memungkinkan otak untuk melakukan hal yang lebih baik dan kreatif dalam memecahkan masalah.
Dopamin adalah neurotransmiter yang membantu mengontrol pusat kepuasan dan kesenangan di otak. Sedangkan neurotransmiter adalah senyawa yang mengantarkan sinyal atau rangsangan antar sel pada sel lainnya.
Saat mengucapkan terima kasih, dopamin ini bertanggung jawab untuk membantu mengatur tindakan emosional.
Kabar baiknya, hal ini juga berlaku dalam menurunkan berat badan. Ini karena dopamin mengatur aliran darah melalui arteri, sehingga mampu memodulasi kebiasaan makan seseorang.
Peneliti di New York, menemukan remaja muda yang terbiasa mengucapkan terima kasih memiliki tingkat stres lebih rendah.
Tak hanya itu, orang yang terbiasa menyampaikan ungkapan terima kasih juga mampu merasakan kepuasan terhadap dirinya sendiri dan melatih mereka lebih banyak bersyukur dalam keadaan apapun.
Sedangkan penelitian dari asisten profesor psikologi, Dr Sara Algoe, menemukan bukti menarik dari riset skala kecil (melibatkan 67 pasangan di California) tentang kebiasaan mengucapkan terima kasih.
Penelitian tersebut menemukan bahwa perbuatan baik yang dilakukan antar pasangan ternyata menjadi hal yang diperhatikan, bahkan ketika mereka mengucapkan terima kasih, antara lain mereka akan merasa lebih dihargai.
Peneliti bahkan mendesak menjadikan hal tersebut menjadi kebiasaan antar pasangan, untuk memperkuat hubungan.
Bukan itu saja. Kebiasaan mengucapkan terima kasih juga berdampak positif di dunia kerja, khususnya untuk kerja tim.
Kebiasaan mengucapkan terima kasih diperlukan dalam lingkungan ini, juga memberikan andil tidak kecil dalam merasakan kepuasan dalam bekerja. (Times of India/DokterDigital.com)
0 komentar: